Selamat Datang

Assalamu'alaikum wr wb.

Di rumah ini, aku bercerita tentang banyak hal yang kualami, kupelajari, dan kutemukan hikmahnya.

ini hanya catatan harianku. Tapi bagian dari jejak sejarah yang pernah terlewati dan akan terlalui.

Terima kasih, jika ada manfaatnya untukmu, saudaraku...

salam hikmah, aku muallaf...

Wassalam

Rabu, 01 April 2009

Penting

Hari ini kujalani dengan indah. Keindahan itu mulai pudar warnanya saat sebuah kesalahan kulakukan. Sunatullah, tiap keburukan lebih suka mengundang keburukan pula.

Sepertiga malam kulalui dengan teman-teman yang semalaman sempat tidur cukup larut,. Diskusi, tahsin bercanda...oh sampai selarut ini kami masih saja membuat keributan :) (maaf ya yang merasa terganggu,..).

Bangun dengan semangat, aku nyaris melompat dari peraduan. Ingat janji semalam mau tahajjud bareng :)..Tapi ya itulah,...sudah setengah empat rupanya kami baru bangun, meski sudah dibangunin dari tadi. Akhirnya shalat bersama tapi sendiri-sendiri....

Siap menyambut hari, aku menghilangkan sisa-sisa kantuk semalam dengan bersenandung di sepanjang koridor kamar-kamar. Yap today waktunya belanja, rapat di kantor, masak dan standby di training saksi...

Rasanya sudah mantap saja planning-planning semalam sebelum mata terpejam. Tapi ya, namanya rencana, jika ia tidk bisa A maka nusti ada B,C atau apalagi. Dan bener, kejadiannya beda dari planning, meski hanya 20%. Yo wes ra popo... masih bisa melakukan aktivitas yang bermanfaat pagi ini.

Rapat sosialisasi di kantor berjalan molor!!! entahlah, tapi aku tak mau menyalahkan siapapun toch kita memang menunggu direktur operasional. Setelah berbagai sosialisasi, pertanyaan, pernyataan dan jawaban-jawaban plus PR tercurah dari beberapa personil, adzan Zuhur pun menyapa. (eh,,ada yang Milad tgl 1 April, jadi ada hidangan nie di ruang tamu, trus foto-foto dech Crewnya).

Waktunya pulang dan masak buat ntar malam. Soale pukul 15.00 sudah harus standby di pelatihan saksi. Hanya karena kecintaan yang berlebih dengan diri dan orang-orang dekat, akhirnya tombol power laptop harus kepencet lagi. Lalu wajah-wajah manis mulai menghiasi layar. Yang pasti rata-rata wajahku sendiri (narsiskah?:), gak lah,ya...kata adik yang di psikologi, narsis itu penyakit. Tapi tak apalah, dengan begitu aku jadi bisa mensyukuri nikmat penciptaan). Tapi aktivitas ini akhirnya jadi bumerang....
why?
karena aku menghabiskan sekian menit bersama kotak kecil itu. Yach, sudah kuperkirakan sich. Berapa waktu yang akan kupakai untuk menyelesaiakan menu hari ini. Tapi ups... jam sudah mulai mengarah ke angka 3. Berarti aku harus segera ganti urusan. Lalu kutitipkan prosesi mencuci beras dan nyolokin rice cooker ke adik-adik di rumah. Dan.......... ini rupanya awal masalahnya.

Setelah diantar ke lokasi training, aku pesan minta di jemput adik sekamar pukul 18.00 atau labih baik sebelum maghrib. Ternyata, friend....dia lupa!
aku hanya mengirim gambar senyum ke ponselnya dan say "take care, dik". Semoga tidak masalah lagi di perjalanannya. Aku sudah terlalu lama menanti di sini. Selepas Maghrib harus halaqoh Qur'an. tapi yach, namanya lupa itu pasti tidak ingat :)

Diperjalanan aku membayangkan akan segera menemukan masakan yang tadi sudah kupersiapkan.Ehmm, pasti enak sekali (PeDe banget sich, iyalah. Dalam kamus lidahku kan hanya ada dua rasa, enak dan enak sekali. Masakan orang buatku semua rasanya enak, dan maskan sendiri di lidahku, enak sekali. Wee urik, itu. Kata orang Jambi sekewet. :0 yo ra popo to? lha wong ra doso kok). Karena pedenya bakal makan di rumah, aku hanya membeli sepotong "ayam manis" yang kusuka. Aku menyebutnya begitu.

Setelah menghidangkan makanan, kuperiksa nasi yang tadi kutitipkan untuk dimasak. Oh,,,,Rabbana. Rice cookernya penuh sekali dan nasinya belum matang :(. Sedihnya hatiku, bukan apa-apa, aku tahu semua teman-teman yang ikut masak bareng selalu pulang maghrin dan pasti lapar. Sebelum halaqoh Qur'an biasanya kami makan selepas sholat. Lagian aku baru ingat, kalau dari pagi perutku juga belum disentuh nasi. Pantas rasanya "lapar":). Begini ni kalau tidak disiplin makan. Untuk sakit pencernaanku tidak langsung berontak. Soale sudah diganjal sama makanan lain kali, ya. Tapi karena asli Indonesia, ya biasalah. Kudu ketemu nasi.

Sedih sekali rasanya, saat aku bertugas di hari pertamaku piket masak, aku harus mendzolimi teman-teman. Ohhhhh.

Kadang ada saja hal yang tidak kita sangka-sangka akan terjadi di luar prediksi. Aku berani minta tolong masakin nasi siang tadi, karena biasanya si adik juga biasa masak nasi dan FINE aja. Rupanya dia pun delegasi tugas. Penerima delegasi juga biasa masak nasi.... Masya Allah alangkah pentingnya ternyata belajar masak buat para calon Ibu. Dari hal kecil memprediksi takaran nasi dan ukuran wadah saja perlu latihan ternyata (hayo para wanita).

Aku masih saja menyalahkan diriku yang tidak amanah hari ini. Kecewa?pasti. Tapi sudah kadung ngono,yo piye meneh. rupanya si adik masak dari sore sampai malam begini gak mateng-mateng :). Aku menyesal karena aktivitas di depan laptop siang tadi yang seharusnya tidak ada di daftar agendaku hari ini jadi nyempil. Sedih, friend. Banget!

Terlalu banyak kdang teori yang mampir dalam buku catatan kita, memori kita. Tapi untuk memanggilnya kembali saat tertentu, butuh akhlaq, kebiasaan, karakter (wee berat banget). Ya, kita sering diajari skala prioritas, tapi saat bekerja dan beraktivitas, sudahkan memori tentang ilmu itu menemani? Apalagi jika mengerjakan hal yang bukan hanya urusan diri sendiri, yang ada hubungannya dengan orang lain, yang ada hubungannya dengan untung rugi, apalagi yang ada hubungannya dengan akhirat, betapa beratnya konsekwensi yang harus ditanggung.

Manusia, sekali lagi manusia. Begitu manusiawi. Sering lalai, lupa, malas dan sederetan kisah buruk lainnya. Semoga aku bisa belajar untuk peristiwa ini. 1 April 2009 - Asma Amanina DIY