Entah bagaimana cara Allah menelusupkan hidayah itu ke qalbuku, hanya ketika mataku telah benar-benar terbuka, jiwa ini berbisik letupan syukur. Aku harus kembali! Kembali menjadi seorang Safira yang dulu menjaga adab-adab hidupnya hanya karena berharap tidak kian menyakiti tubuh ummat ini atas berbagai penyimpangan yang kulakukan. Kembali menjadi seorang wanita yang menjaga ‘izzah yang hampir terlempar di tepi aspal-aspal malam.
Pengingkaranku terhadap kondisi telah mematahkan pertahanan yang kubangun dengan air mata dan cucuran keringat! Tidak ada yang kuharapkan selain, agar Allah menuntunku dan memudahkan jalanku untuk “kembali”. Kembali menjalani hari tanpa sekedar kepenatan malam, tapi mempersiapkan malam-malam indahku dengan jiwa dan fisik yang suci! Tidak sekedar bangun karena merasa dihutangi nikmat fisik, ‘aqli dan jiwa, tapi bangun untuk menata cara menyambut mentari pagi yang akan tetap bersinar hingga Maghrib menghampiri.
Semoga hari ini dan selanjutnya akan jauh lebih baik dari menit-menit yang telah berlalu! Semoga jiwa ini senantiasa dituntun untuk menggapai kemulyaan yang tidak bosan-bosannya ditawarkan! Menepati janji yang tidak pernah diingkari. Hingga akhirnya memandang “senyum” terindah yang tidak terlintas dalam pikiran dan imaji hamba. Senyuman milik Sang Pencipta.
Thank’s so much, Rahiim! ^_^
My Diary, 06:11 8 April 2010
Ok, yuuk berkarya! Bikin SOP, bikin SOP, haik! ^_^